Senin, 24 Oktober 2011

Sistem Perikanan

Tiga Komponen dasar Penyusun Perikanan:
  1. Biota    : Meliputi tumbuh-tumbuhan dan hewan yang termasuk dalam perikanan
  2. Habitat    : komponen biofisik yang saling mempengaruhi
  3. Manusia   : semua pemakaian dan manipulasi sumber daya yang dapat mempengaruhi perikanan
Sistem Perikanan
  1. Sistem Alam
  • Biota ( ikan dan non ikan )
  • Ekosistem
  • Lingkungan biofisik
    2. Sistem Manusia
  • Nelayan
  • bidang pasca panen dan konsumen
  • kommunitas masyarakat
  • Lingkungan sosial eonomi
    3. Sistem Managemen
  • Perencanaan dan kebijakan 
  • Manajemen
  • pembangunan 
  • Riset

Cara Mengukur Mata Jaring

Webbing atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan.

Menurut Supardi Ardidja (2007) Webbing adalah gabungan sejumlah mata jaring yang dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul, dibuat dengan menggunakan mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun serat buatan, juga merupakan komponen utama alat penangkap ikan. Ukuran webbing dinyatakan dengan panjang dalam satuan panjang dan kedalaman dalam satuan jumlah mata jaring.
 
Gambar 1. Webbing Untuk Merakit Alat Penangkapan Ikan.

Ukuran webbing terdiri dari panjang dalam. Panjang webbing dinyatakan dalam meter pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh). Jika sistem penomoran yang digunakan adalah Rtex, panjang dinyatakan dalam meter dan jika sistem penomoran menggunakan Denier system panjang dinyatakan dalam yard. Jika menggunakan system penomoran Rtex panjangnya adalah 100 meter, bila menggunakan sistem Denier panjangnya adalah 100 yards.

Kedalaman webbing dinyatakan dalam jumlah mata pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh) untuk semua system penomoran yang berlaku. Namun demikian ukuran webbing selalu dinyatakan dengan panjang webbing (meter) dan dalam webbing (jumlah mata jaring) maka ukuran webbing dalam setiap lembar webbing utuh disesuaikan dengan sistem penomoran yang digunakan.

Jenis webbing ditentukan oleh bagaimana mata jaring dibentuk atau disimpul, secara umum jenisnya terbagi dua, yaitu webbing yang disimpul dan yang tidak disimpul. Simpul adalah suatu ikatan pembentuk mata jaring atau suatu cara penyambungan benang atau tali. Simpul pada pembuatan webbing umumnya terdiri dari empat macam, yaitu, (1) Flat knot (reef knot, square knot), (2) Trawler knot (English knot, sheet bend, round knot), (3) Double trawl knot, (4) Special flat knot.
Gambar 2. Jenis-Jenis Simpul Pada Webbing

Adapun alat penangkapan ikan yang bahan utama lembaran webbing adalah : Fish Net, Pukat Udang, Purse Seine, Gillnet, Payang, Dogol, Pukat Hela, Pukat Pantai dan Moroami dllnya.
Mata jaring (Mesh size) adalah jalinan tali jaring yang terdiri dari 4 knot dan 4 bar. Lebar Mata Jaring (Mesh size) ditentukan dengan mengukur jarak antara 2 knot yang berjauhan pada sisi dalam mata jaring dan bahan jaring dalam keadaan basah. Pengertian lain Mesh size adalah ukuran lubang pada jaring penangkap ikan. Ukuran mata jaring minimum seringkali ditentukan dengan aturan untuk menghindari penangkapan ikan muda yang bernilai setelah mencapai ukuran optimal untuk ditangkap.


Minggu, 23 Oktober 2011

Eksplorasi Sumberdaya Hayati Laut

Pendahuluan

  •   WJS. Poerwadarminta, mengartikan eksplorasi sebagai: penyelidikan; penjajagan; penjelajahan bagian-bagian dunia (benua, negara, wilayah) dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan atau sumber-sumber yang terdapat itu (baca: di dalam wilayah kelautan).
 
1. Potensi Fisik
  •   Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi fisik, terdiri dari Perairan Nusantara seluas 2.8 juta km2, Laut Teritorial seluas 0.3 juta km2.
  •   Perairan Nasional seluas 3,1 juta km2, Luas Daratan sekitar 1,9 juta km2, Luas Wilayah Nasional 5,0 juta km2, luas ZEE (Exlusive Economic Zone) sekitar 3,0 juta km2,
Panjang garis pantai lebih dari 81.000 km dan jumlah pulau lebih dari 18.000 pulau

2. Potensi Pembangunan
            Potensi Wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi Pembangunan adalah sebagai berikut:
(a) Sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti; Perikanan (Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen), Hutan mangrove, Terumbu karang, Industri Bioteknologi Kelautan dan Pulau-pulau kecil.
(b) Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti; Minyak bumi dan Gas, Bahan tambang dan mineral lainnya serta Harta Karun.
(c) Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin, OTEC (Ocean
            Thermal Energy Conversion).
(d) Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan
            serta Penampung (Penetralisir) limbah.

 
3. Potensi Sumberdaya Pulih (Renewable Resource)
Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari segi Perikanan meliputi;
  •   Perikanan Laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal, Pelagis Kecil, dan lainnya)
            sekitar 4.948.824 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 15.105.011.400,
  •  Mariculture (rumput laut, ikan, dan kerang-kerangan serta Mutiara sebanyak 528.403 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 567.080.000,
  •   Perairan Umum 356.020 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 1.068.060.000,
  •   Budidaya Tambak 1.000.000 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 10.000.000.000,
  •   Budidaya Air Tawar 1.039,100 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 5.195.500.000,
  •  Bioteknologi Kelautan tiap tahun sebesar US$ 40.000.000.000,
  •  secara total potensi Sumberdaya Perikanan Indonesia senilai US$ 71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$ 17.620.302.800 atau 24,5 %.
  •   Potensi tersebut belum termasuk hutan mangrove, terumbu karang serta energi terbarukan serta jasa seperti transportasi, pariwisata bahari yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan.



Daerah Penangkapan Ikan

 Definisi
  • Dalam usaha penangkapan ikan mengenal dareah penangkapan merupakan hal yang mutlak.Mengoperasikan alat tangkap di suatu daerah penangkapan tanpa mengetahui sifat dan keadaann perairannya akan merupakan suatu usaha yang sia-sia, dengan resiko tidak mendapatkan ikan atau jaring akan tersangkut pada batu atau karang.
  • Fising Ground :segala tempat dimana banyak terdapat ikan dan alat penangkap dapat dioperasikan
  • Syarat-Syarat Finshing Ground
  1. Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan terdapat dalam jumlah yang besar 
  2. Alat penangkapan mudah dioperasikan
  3. Ekonomis
Syarat daerah penangkapan yang baik
  • Daerah tersebut terdapat ikan yang melimpah sepanjang tahun
  • Alat tangkap dapat dioperasikan dengan mudah dan sempurna
  • Lokasinya tidak jauh dari pelabuhan sehingga dapat dijangkau oleh kapal ikan
  • Daerahnya aman dari pelayaran dan pengaruh angin yang membahayakan
  • MMeskipun beberapa spesies ikan selalu ada dan berkumpul di suatu perairan tertentu namun jika di daerah tersebut sangat sukar dioperasikan alat penangkapan ataupun jika usaha perikanan di daerah tersebut tidak dapat menutup ongkos-ongkos pengeluaran disebapkan sumber perikanan nya hanya sedikit, maka daerah tersebut dapat dikatakan bukan perairan yang bagus untuk tujuan penangkapan.
  • Bagaimanapun luasnya lautan dan bagaimanapun besarnya populasi ikan yang berada disana tetap ada batas-batas yang membatasi seluruh ekploitasi tersebut, jadi perluasan suatu fishing ground pun secara alami dibatasi.
  • Pada penangkapan ikan-ikan yang sama jenisnya,bisa berbeda fishing groundnya tergantung pada musim operasi.
Fishing Ground dipengaruhi oleh kondisi lingkungan antara lain :
  • Temperatur air,salinitas,pH,keceraha,gerakan air,kedalaman perairan,topografy dasar perairan,bentuk bangunan dasar perairan,kandungan oksigen terlarut dan makanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penangkapan ikan
  • Faktor adanya ikan
  • Faktor jenis ikan yang ada serta dapat ditangkap dengan alat tertentu
  • Faktor yang menguntungkan usaha perikanan
  • Faktor meteorologi
Hubungan fishing ground dengan kelakuan ikan
Sebab-sebab utama jenis ikan berkumpul di suatu daerah perairan tertentu adalah :
  1. Ikan-ikan tersebut memilih perairan yang cocok untuk hidupnya 
  2. mencari makan
  3. mencari tempat yang disukai ,mencari tempat yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan larvanya
berdasarkan perasaan inkstingnya dan dibawa oleh arus musim,ikan bergerak ke perairan yang cocok temperaturnya,mencari makanan maupun memijah  di daerah perairan tersebut.
Macam Imigrasi
  • Daneroute Migration : migrasi sepanjang tahun
  • Feeding migration : migrasi untuk mencari makanan dan perairan tempat ikan mencari makanan tersebut "food seeking Ground "
  • Spawning Ground : Migrasi untuk melakukan pemijahan dimana ikan tersebut memijah.
Klasifikasi Fishing Ground
  1. Menurut species ikan yang ditangkap
  2. Macam alat penangkapan yang digunakan
  3. Perairan dimana diadakan operasi penangkapan
  4. Laut dimana diadakan operasi
Klasifikasi Fishing Ground berdasarkan spesies ikan
  • Tuna dan skipjack ground
  • Salmon finshing ground
  • Layang Fishing ground ,dsb.
Klasifikasi berdasarkan macam alat penangkap
  • Payang fishing ground
  • Long line fishing ground
  • trawl fishing ground
  • Pole and line fishing ground, dsb.
Klasifikasi berdasarkan perairan
  • Deep sea atau pelagic fishing ground
  • Inshore fishing ground
  • Coastal fishing ground,dsb.
Klasifikasi bersarkan laut

Jumat, 21 Oktober 2011

Hama dan Penyakit Ikan

HAMA DAN PENYAKIT


I.        PENDAHULUAN

Beberapa jenis penyakit ikan dan hama telah dikenal sering menimbulkan kematian terutama terhadap benih. Jenis ikan berukuran besarpun tidak luput dari serangan penyakit terutama penyakit bakterial.
Mengingat bahwa masalah hama dan penyakit telah merupakan salah satu hambatan utama dalam setiap usaha budidaya ikan, maka seyogyanyalah pengetahuan tentang cara penanggulangannya mutlak diketahui.


II.      TANDA-TANDA IKAN SAKIT

Untuk dapat menentukan cara penanggulangan yang tepat, perlu diketahui sedini mungkin jenis penyebabnya. Secara kasar beberapa jenis penyakit dapat diketahui menurut tanda-tanda atau gejala umum yang tampak pada tubuh ikan.
1.  Gerakan lemah, hilang keseimbangan serta hilang nafsu makan.
2.  Menggosok-gosokan tubuh pada benda-benda keras yang terdapat dikolam atau pada pinggiran bak-bak pemeliharaan.
3.  Tubuhnya mengeluarkan lendir secara berlebihan atau sebaliknya lendirnya hilang atau berkurang kalau diraba kulitnya terasa kasar.
4.  Kulit, sisik dan insang rusak serta warnanya berubah menjadi pucat.
5.  Terdapat luka borok di badan.
6.  Perdarahan (bercak-bercak merah) di permukaan tubuh dan sirip ikan.
7.  Mata menonjol keluar dan diselaputi selaput berwarna putih dan keruh.
8.  Timbul bisul pada tubuh dan insang ikan.
9.  Bercak-bercak atau bintik putih di permukaan tubuh.
Di dalam budidaya ikan, hal-hal yang dapat mempercepat proses terjadinya penyerangan penyakit pada ikan yang dipelihara adalah sebagai berikut :
1.  Lingkungan yang kurang baik seperti keadaan media air yang kurang baik, adanya sampah atau buangan lain dan adanya sisa makanan yang diberikan.
2.  Padat penebaran yang sangat tinggi.
3.  Mutu makanan tambahan kurang baik.
4.  Daya tahan ikan yang dipelihara lemah, karena benih jelek dan perawatan kurang baik.
Untuk mencegah terjadinya wabah penyakit dapat dilakukan beberapa cara, diantaranya :
1.  Usahakan lingkungan tempat pemeliharaan ikan tetap bersih.
2.  Gunakanlah benih yang benar baik dan sehat.
3.  Lakukanlah perawatan terhadap ikan budidaya secara baik.


III.   PENYAKIT IKAN YANG SERING TERJADI

1.  Penyakit Jamur
Tanda-tanda ikan yang terserang penyakit ini adalah:
-   Tubuh ikan ditumbuhi oleh kumpulan benang-benang halus seperti kapas yang berwarna putih atau putih kecoklatan, terutama tumbuh pada luka-luka yang ada pada ikan.
Pencegahan :   Dengan menjaga kebersihan tempat pemeliharaan dan penanganan ikan yang baik, jangan sampai ada luka pada ikan.
Pengobatan :    Ikan yang terserang direndam dalam larutan Malachite Green Oxalat (MGO) sebanyak 2-3 mg/m3 air selama 1 jam. Atau diolesi dengan kalium permanganat (PK) atau MGO.

2.  Penyakit Bintik Putih
Tanda-tanda ikan yang terserang :
-    Ikan berenang sangat lemah/gerakan ikan sangat lambat dan selalu timbul di permukaan air serta megap-megap.
-    Ada bintik putih pada kulit, sirip dan insang.
-    Terjadi pendarahan pada sirip dan insang.
-    Ikan sering menggosok-gosokan tubuh pada benda-benda yang keras.
Pengobatan :    -   Direndam dalam larutan methylen blue  3 gr/m3 selama 24 jam.
-    Direndam dalam larutan malachite green 3 gr/m3 selama 15 menit.
-    Direndam dalam larutan formalin tehnis 25 ml/m3 selama 15 menit.
Pengobatan dilakukan 3 kali berturut-turut dengan jarak waktu 3-5 hari sekali.

3.  Penyakit Borok
Tanda-tandanya :
-  Pendarahan terjadi pada kulit.
-  Luka pada kulit yang selanjutnya menjadi borok.
Pengobatan :    Disuntik dengan oxytetracycline, misalnya tertamycin dengan dosis 25 mg/kg per hari. Pengobatan dilakukan selama 7-10 hari berturut-turut.

Alat Penagkapan Ikan

A. Alat Penangkap Ikan
  • Definisi alat penangkap ikan : sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk mengkap ikan
  • Pengertian sarana : sarana apung atau kapal/perahu yang digunakan untuk mengoperasikan alat penangkap ikan di suatu perairan
  • Kapal Perikanan : kapal,perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penagkapan ikan, pembudidayaan ikan,pengangkutan ikan,pengolahan ikan,pelatihan perikanan dan penelitian/ekplorasi menurut undang-undang no 31 tahun 2004.
  • Pengertian perlengkapan atau benda-benda lainnya : Mesin bantu penangkapan ikan( Deck Machinery ) seperti penari tali ( line hauler dan winch ), penggulung tali atau kelos ( line reel ) dan penarik jaring ( net drum dan power block ), alat bantu penduga adanya gerombolan ikan ( echo sounder,fish finder,sonar, dan alat bantu pengumpul ikan ( rumpon,lampu) 
B. Pentingnya Alat Penangkapa Ikan

  • Berbagai macam kepentingan yang dapat hidup dan berkembang karena adanya alat penangkap ikan yang diperankan oleh para nelayan di seluruh dunia adalah sebagai berikut :
  1. Aspek Ketenagakerjaan 
Alat Penangkap ikan dapat digunakan untuk mencari nafkah yaitu sebagai alat mata pencaharian nelayan.oleh karna itu dapat mengurangi pengangguran yang sifatnya subsistent dan komersial.

    2. Aspek Ekonomi
adanya alat penangkap ikan,tentunya telah terkait dengan proses-proses sebelumnya, yaitu : pengadaan bahan ,pembuatan dan pengoperasian.

   3. Asper Komersial/ Perdagangan 
selain bahan dalat penangkap ikan dapat diperjualbelikan, alat ini juga dapat menghasilkan ikan yang menjadi komoditas penting dalam bidang perdangangan baik di tingkat lokal ,nasional ,lokal maupun internasional. sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

   4. Aspek Sosial dan organisasi 
adanya alat penangkap ikan berkaitan langsung dengan adanya nelayan dan ABK yang terkait. Adanya tenaga kerja ini memerlukan wadah/organisasi untuk ketertiban, efesiensi dan efektifitas kerja bagi para anggotanya .Seperti HNSI, KUD Mina.

  • Alat Tangkap Ikan di Laut
1.        Mini Trawl 

Trawl didefinisikan sebagai jaring yang berbentuk kantong yang ditarik satu atau dua buah kapal bermotor dan menggunakan alat pembuka mulut jaring yang disebut gawang (beam) atau sepasang alat pembuka (otter board) atau karena ditarik oleh dua buah kapal motor. Disini jaring bergerak bersama kapal motor untuk jangka waktu tertentu.
Mini trawl merupakan jenis otter trawl yaitu trawl yang terbukanya mulut jaring disebabkan oleh dua buah papan/alat pembuka mulut jaring (otter board) yang dipasang pada ujung sayapnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan tali selambar yang panjangnya tergantung kedalaman perairan di daerah penangkapan ikan dan situasi penangkapan. 



2. Payang 
Payang termasuk grup pukat kantong yaitu jaring yang memiliki kantong dan dua buah sayap. Metode penangkapan ikan dilakukan dengan cara menarik pukat kantong tersebut ke arah kapal yang berhenti atau ke arah daratan melalui kedua sayapnya. Dilihat dari alat konstruksi alat, alat ini sama dengan trawl, tetapi mempunyai sayap lebih panjang dan berbeda dalam operasi penangkapan, dimana trawl bergerak bersama-sama kapal, sedangkan pukat kantong hanya jaring yang bergerak.
Payang (termasuk lamparan permukaan) merupakan pukat kantong yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis.


3.Jaring Insang hanyut
Jaring insang adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh bidang jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung pada tali ris atasnya. Dalam operasi penangkapan, jaring dipasang tegak lurus di dalam air dan menghadang arah gerak ikan. Ikan-ikan tertangkap karena tutup insang tersangkut pada mata jaring atau terpuntal oleh jaring tersebut.
Jaring Insang Hanyut merupakan jaring insang yang dalam metode penangkapannya dibiarkan hanyut terbawah arus dan salah satu ujungnya dikaitkan pada kapal/perahu.



  4.        Jaring Insang Lingkar (Encircling Gill Nets)
Jaring Insang Lingkar merupakan jaring insang yang cara pengoperasiannya dengan melingkari gerombolan ikan pelagis. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari dengan sempurna sehingga dapat tertangkap dengan jumlah yang optimal, dalam operasinya bentuk jaring dapat berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, berbentuk huruf V atau U atau bengkok-bengkok seperti gelombang. Tinggi jaring disesuaikan dengan kedalaman perairan ikan yang telah dikurung, dikejutkan sehingga menubruk jaring dan tersangkut pada mata jaring.



5.        Jaring Insang Tetap (Set Gill Nets)
Jaring Insang Tetap adalah jaring insang yang dalam metode penangkapan ikannya dipasang menetap untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan jangkar atau pemberat di daerah penangkapan ikan. Posisi pemasangan jaring dalam operasi penangkapan dapat bervariasi tergantung kepada ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI jaring ini dikenal dengan jaring kakap, jaring belanak dan jaring kepiting/rajungan.


6.        Jaring Udang (Trammel Net)
Trammel net atau di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI dikenal dengan nama jaring udang atau jaring pulut merupakan jaring insang yang dibuat dengan tiga lapis jaring dimana jaring lapisan tengah dengan ukuran mata jaring kecil dan jaring lapisan luar dengan ukuran yang besar. Ikan tertangkap karena terpuntal “terpulut" oleh badan jaring dengan mata kecil dan masuk ke dalam mata jaring besar sehingga menjadi kantong. Alat penangkap ini dapat ditujukan untuk semua jenis ikan.
7.        Serok dan Sondong (Scoop Nets)
Serok dan Sodong atau Sungkur termasuk grup jaring angkat. Jaring angkat adalah yang berbentuk empat persegi panjang atau kerucut atau kantong, dalam operasinya jaring dibentangkan dalam air sedemikian dengan menggunakan kerangka bambu atau kayu.
Serok dan Sondong merupakan jaring angkat yang berbentuk kerucut atau kantong, mulut jaring terbuka dengan memakai bingkai yang terbuat dari bambu atau rotan atau metal dan operasi penangkapan dapat dilakukan tanpa perahu. Bila menggunakan perahu atau perahu/kapal motor alat ini didorong dengan menggerakkan perahu atau perahu/kapal motor. Metode penangkapan dengan cara disorong dengan perahu atau perahu/kapal motor disebut sondong.
Di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI, sondong termasuk alat penangkapan ikan yang dominan dengan tujuan penangkapan udang.










serok                                                       sondong

8.        Rawe (Drift Longline Other Tuna Long Lines)
Rawe atau parawe merupakan nama alat penangkapan ikan di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI, di dalam Bahasa Indonesia disebut Rawai yang termasuk grup pancing. Rawe merupakan alat penangkapan ikan yang terdiri dari sederetan tali-tali utama dan pada tali utama pada jaring tertentu terdapat beberapa tali cabang yang lebih pendek dan lebih kecil diameternya. Pada ujung tali cabang dikaitkan pancing yang berumpan. Ada 3 jenis rawe yaitu Rawai Tuna, Rawai Hanyut dan Rawai Tetap.


9.        Pancing (Hook and Lines)
Pancing adalah semua alat penangkap ikan yang terutama terdiri dari tali dan mata pancing. Jenis alat penangkap ikan yang termasuk grup pancing selain rawe adalah (1) Pancing Tonda (Troll Line), (2) Huhate (Pole and Live) dan (3) Pancing Lain selain Huhate. Adapun yang kita maksud dengan pancing disini adalah pancing lain selain huhate.


10.        Sero (Guiding Barriers)
Sero merupakan metode penangkapan ikan dengan cara perangkap. Yang dimaksud dengan perangkap adalah alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap dalam air untuk suatu jangka waktu tertentu, alat penangkap dapat terbuat dari apa saja seperti bambu, kayu, jaring, metal, dll. Setelah alat penangkap ini ditempatkan dalam air sedemikian, maka ikan-ikan akan tertangkap tanpa suatu metode penangkapan khusus.
Sero adalah jenis perangkap yang biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan menuntun ikan-ikan menuju perangkap. Daerah penangkapan dari sero adalah daerah-daerah teluk dan sekitar muara sungai dimana ikan-ikan diperkirakan atau biasa bermuara ke pantai melalui daerah tersebut.


11.        Jermal dan Tuguk (Stow Nets)
Jermal dan Tuguk termasuk jenis perangkap. Jermal adalah jaring yang berbentuk kantong dan dipasang semi permanen menentang arus (biasanya arus pasang surut). Alat dipasang dibawah pondok atau lantai bangunan yang digunakan sebagai tempat pengolahan ikan hasil tangkapan. Tuguk seperti halnya jermal, dipasang menentang arus pasang surut maupun sungai, biasanya alat ini dipasang berjejer dalam jumlah tertentu. Ikan-ikan atau hewan air lainnya yang beruaya mengikuti arus akan tertangkap ke dalam alat tersebut.







12.        Bubu (Portable Traps)
Bubu adalah perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk dan dapat diangkat dengan mudah (dengan atau tanpa perahu/kapal) ke daerah penangkapan ikan, alat dipasang di sasar atau dekat permukaan perairan selama jangka waktu tertentu. Untuk menarik perhatian ikan agar masuk ke dalam perangkap, didalam perangkap dipasang umpan.


13.        Belat
Belat termasuk jenis perangkap dan dalam klasifikasi termasuk Alat Perangkap yang Lain (Other Traps). Belat adalah perangkap yang dipasang di daerah pasang surut, terdiri dari dua lembar jaring sebagai dinding dan kantong diantara kedua jaring tersebut. Dalam operasi penangkapan, jaring dipasang setengah lingkaran atau berbentuk V atau U di sebelah laut dan pantai/mangrove disisi daratan. Pemasangan alat dilakukan saat pasang sudah maksimal, dan penangkapan ikan dilakukan pada saat air sudah surut, dimana ikan akan terkurung dan akhirnya terkumpul dalam kantong.



14.        Pengumpul Kerang

Alat pengumpul kerang adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan kerang-kerangan dengan tangan.

15.        Lain-lain
Alat-alat penangkap ikan yang tidak termasuk dalam grup alat-alat penangkap ikan diatas keklasifikasikan sebagai Lain-lain. Alat ini antara lain Jala, Tombak dan sebagainya.











ALAT PENANGKAP IKAN
DI PERAIRAN UMUM


1.        Jaring Insang Hanyut
Batasan dan metode penangkapan ikan dengan jaring insang hanyut telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 3. Di perairan umum, daerah penangkapan ikan jaring insang hanyut hanya dilakukan di sungai. Dalam operasi penangkapan jaring akan hanyut terbawa oleh arus sungai.

2.        Jaring Insang Tetap
Batasan dan metode penangkapan ikan dengan jaring insang tetap telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 5. Berbeda dengan jaring insang hanyut, daerah penangkapan ikan jaring insang tetap dilakukan di sungai, danau, waduk/cekdam dan rawa/lebak.

3.        Tangkul
Tangkul termasuk grup jaring angkat yang dapat dengan mudah dipindahkan, terbuat dari jaring berbentuk bujur sangkar. Metode penangkapan ikan dengan menurunkan jaring ke dalam air dan menunggu beberapa saat sehingga ikan berkumpul di atas jaring, kemudian ikan-ikan tertangkap dengan jalan mengangkat jaring.







4.        Serok dan Langgian
Batasan dan metode penangkapan ikan dengan serok seperti telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 7. Langgian adalah serok yang dibuat dari bahan jaring dengan memakai gagang bambu. Alat ini dioperasikan pada malam hari dengan menggunakan perahu motor, lampu tameng (lampu minyak bersamprong kecil dan dilengkapi dengan logam cekung dilapisi raksa untuk memfokuskan cahaya) dan apung (yaitu bahan yang dapat memikat udang galah untuk menempel, biasanya digunakan enceng gondok). Daerah penangkapan adalah Sungai.

5.        Rawe (Set Long Line)
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, diperairan umum rawai dapat dioperasikan di sungai, danau maupun rawa/lebak. Rawe yang dioperasikan di perairan umum merupakan jenis Rawe Tetap (Set Long Line). Dalam operasinya, tali utama dapat diganti dengan bambu.
                        

6.        Pancing dan Tajur
Jenis pancing selain rawe di atas, di perairan umum bisa dioperasikan pancing bergandar (berjoran) dan tajur. Pancing bergandar adalah suatu tali dengan ujungnya dikaitkan pada gandar (joran/tongkat kayu/bambu) dan ujung lainnya dengan mata pancing. Tajur adalah pancing bergandar yang dalam operasinya gandar ditancapkan di perairan untuk jangka waktu tertentu dan mata pancing diberi umpan (biasanya umpan hidup) dan ditempatkan sedemikian sehingga umpan berada di permukaan air. Daerah penangkapan ikan dari pancing ini adalah sungai, danau, waduk/cekdam dan rawa/lebak.

7.        Empang-Lulung, Corong, Tuguk dan Langsaran
Empang-Lulung adalah perangkap yang terdiri dari susunan pagar-pagar yang biasanya terbuat dari bambu (empang) sebagai penghadang ikan-ikan sehingga terarah menuju perangkap berbentuk kotak dengan kerangka kayu dan dinding dari waring. Metode penangkapan ikan dengan empang-lulung disebut Netak Batas.

Corong adalah perangkap yang terbuat dari waring yang berfungsi untuk menggiring ikan ke perangkap. Daerah penangkapan ikan adalah outlet/inlet dari lebak atau danau rawa banjiran. Di daerah mulut corong dipasang penghadang dari empang sehingga ikan akan masuk ke dalam corong.
Tuguk di perairan umum pada dasarnya hampir sama dengan tuguk di laut, namun dalam operasinya lebih mirip dengan jermal. Daerah penangkapan ikan di perairan umum adalah sungai, dalam operasinya alat ini memerlukan pagar yang posisinya memotong sungai dan berfungsi untuk mengarahkan/memaksa ikan masuk tuguk. Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan yang beruaya mengikuti arus sungai.
Langsaran adalah perangkap yang terdiri dari susunan pagar-pagar daro kayu/bambu yang akan menuntun/memaksa ikan menuju perangkap. Daerah penangkapan ikan adalah sungai yang berarus deras.

8.        Bubu dan Bangkirai/Pengilar
Batasan dari bubu telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 12. Bengkirai atau Pengilar adalah sebutan bubu yang berbentuk kotak, sedangkan yang berbentuk bulat panjang disebut bubu. Yang terbuat dari rotan disebut pengilar rotan, dari bambu disebut bengkirai bilah dan dari kawat disebut pengilar kawat. Di perairan umum bubu dalam operasinya biasanya tenggelam dalam air, sedangkan bengkirai atau pengilar dapat tenggelam maupun di permukaan perairan. Metode penangkapan ikan dengan bubu atau bengkirai disebut bekarang.

9.        Jala, Serampang dan Kerakat
Metode penangkapan ikan yang dikelompokan ke dalam klasifikasi alat-alat Lain-lain di perairan umum di Kabupaten OKI diantaranya Jala, Tombak atau Serampang dan metode penangkapan yang dilakukan di suatu daerah penangkapan ikan biasanya hanya dilakukan satu kali dalam setahun, seperti Ngelebung, Ngubek Lubuk dan Ngesar.